Rabu, 19 Desember 2012

Hakikat Manusia sebagai Makhluk Pedagogis menurut Islam

Manusia mengalami proses pendidikan yang terus berlangsung sampai mendekati waktu ajalnya(sakaratul maut). Proses pendidikan adalah life long education yang dilihat dari segi kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai poroses yang tanpa akhir.
Kalau kita amati seksama keadaan bayi pada saat dilahirkan, maka kita akan saksikan, bahwa mereka dalam keadaan yang sangat lemah, dan tak berdaya. Mereka sangat memerlukan pertolonngan dan bantuan dalam segala hal. Kalau anak tersebut tidak diberi minum atau makan oleh ibunya maka ia akan mati. Demikian kalau dia tidak diberi pendidikan, baik pendidikan jasmani ataupun rohani yang berupa pendidikan intelek, sosial, agama, dan lain-lain, maka anak tersebut tidak akan dapat berbuat sesuatu. Pernyataan ini mengandung pengertian, bahwa bilamana anak tidak mendapat pendidikan, maka mereka tidak akan menjadi manusia sebenarnya, dalam arti tidak akan sempurna hidupnya dan tidak akan dapat memenuhi fungsinya sebagai manusia yang berguna dalam hidup dan kehidupannya.
Bila dilihat dari segi kemampuan secara pedagogis, manusia dipandang sebagai “homo edukandum” makhluk yang harus dididik atau biasa disebut “animal educabil” maka jelaslah bahwa manusia itu sendiri tidak dapat terlepas dari potensi psikologis yang dimilikinya secara individual berbeda dalam abilitas dan kapabilitasnya, dari kemampuan individual manusia lainnya, denga berbeda-beda kemampuan uintuk dididik itulah, fungsi pendidikan pada hakikatnya adalah melakukan seleksi melalui proses kependidikan atas diri pribadi manusia.
Proses seleksi tersebut menuju kepada dua arah:
1. Menseleksi bakat dan kemampuan apa sdajakah yang dimiliki manusia untuk selanjutnya dikembangkan melalui proses pendidikan.
2. Menseleksi sampai dimanakah kemampuan manusia dapat dikembangkan guna melaksanakan tuigas hidupnya dalam hidup bermasyarakat.
Dengan demikian, maka dapat diketahui dan diramalkan titik maksimal perkembangan yang akan menjadikan anak survive dalam masyarakat yang senantiasa berkembang. Dengan kata lain, proses kependidikan bagi manusia adalah usaha yang sitematis dan berencana untuk menseleksi kemampuan belajar manusia agar dapat berkembang sampai pada titik optimal kemempuannya yaitu kemempuen mengembangkan potensi kapabilitasnya semaksimal mungkin, melalui proses belajar- mengajar.
Dari segi social psikologis, manusia dalam proses pendidikan juga dapat dipandang sebagai makhluk yang sedang bertumbuh dan berkembang dalam proses komunikasi antara individualitasnya dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya dan proses ini dapat membawanya kearah pengembangan sosialitas dan kemampuan moralitasnya (rasa kesusilaanya).
Dalam proses tersebut terjadilah suatu pertumbuhan atau perkembangan secara dialektis atau secara interaksional antara individualiutas dan sosialitas serta lingkunga sekitarnya, sehingga terbentuklah suatu proses biologis, psikilogis dan sosiologis sekaligus dalam waktu bersamaan yang dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian factor-faktor sebagai berikut:
Faktor kemampuan dasar x factor lingkungan x waktu adalah suatu tingkat perkembangan manusia.
Dalam hubunganya dengan proses kependidikan yang berlaku bagi manusia itu, menurut ajaran islam dipandang sebagai suatu perkembangan alamiah manusia yaitu suatu proses yang harus terjadi terhadap diri manusia oleh karena hal tersebut merupakan pola perkembangan hidupnya yang telah ditentukan oleh Allah, atau di katakan sebagai “sunnatullah”.
Apa yang terkandung dalam salah satu hadist nabi adalah menunjukkan bahwa secara pedagogis manusia berkembang melalui proses pendidikan. Meskipun tidak terperinci, sabda nabi tersebut dapat dijadikan landasan bahwa dalam pembiunaan jiwa, manusia diperlukan prioses kependidikan secara bertahap dari mulai sejak mempengaruhi jiwanya secara psikologis sampai dengan mengamalkan perilaku yang diajarkan.
Untuk mencapai titik optimal perkembangan dan pertumbuhan, manusia harus menempuh proses kependidikan yang berlangsung secara progresif di atas kemampuan dasar masing-masing yang diperlancar dan dipengaruhi oleh factor lingkungan, baik yang disengaja seperti factor pendidikan maupun yang tidsk disengaja seperti alam sekitar atau pergaulan sosialnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar