Selasa, 12 Maret 2013

FALSAFAH ROKOK

ROkok oh Rokok ...

membicarakan hal yang 1 ini memang menarik, ada yang mengatakan ini lah, itu lah, pokoknya lebih banyak negatifnya dari pada positifnya, nah kalau saya boleh berpendapat, menerut saya Rokok itu salah satu media untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME, lho kok bisa ? nih saya kasih alasannya
* di dalam tiap batang Rokok ada bahan yang disebut dengan Tembakau (MBAKO) nah ini di Ilhami dari sifat ALLAH yang bernama BAQO' yang berarti kekal, ini mengajarkan kita untuk memperkuat tauhid kita dengan mengingat dan menyatu dengan sifat ALLah
* dan di setiap kita merokok pasti asap yang kita keluarkan pasti akan terbang ke atas (gak mungkin juga kan bakal turun ke tanah) nah ini berfungsi untuk selalu mengingat akan kekuasaan Tuhan YME

nah kesimpulannya saya kembalikan pada para pembaca apakah anda akan menikmati rokok atau tidak ... yang jelas perokok aktif lebih sehat dari pada perokok pasif. hwhw (nyleneh)

... nah mungkin ada tambahan, kritik, saran dari para ROKOKERS / ANTI ROKOKERS di sini ?? antem jgn sungkan

Jumat, 01 Maret 2013

Makalah Perkembangan Islam di Asia Tenggara



PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membicarakan masalah perkembangan Islam di kawasan Asia Tenggara bukanlah suatu hal yang mudah. Kawasan yang secara geografis meliputi tujuh buah negara ini sungguh mempunyai identitas dan kekhasannya yang tersendiri. Negara-negara Asia Tenggara, terutama yang bergabung salam ASEAN, ditinjau dari segi sosiokultural dan perkembangan Islam, kiranya dapat di kelompokkan ke dalam empat ke lompok, yaitu negara-negara  yang penduduk muslimnya amat sedikit, seperti Thailand; negara-negera yang mayoritas warga negaranya beragama Islam, seperti Malaysia; negara-negara yang pertumbuhan ekonominya cukup lumayan tetapi negara tidak begitu memerhatikan masalah agama, seperti Singapore; dan negara yang amat meperhatikan masalah agama, khususnya Islam seperti Brunei Darussalam.
Sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah pengamat dunia Islam atau islamicist di luar negeri memberikan analisis dan komnetar yang positif tentang perkembangan Islam di Asia Tenggara, Khususnya Indonesia dan Malaysia. Karakter terpenting Islam di Asia Tenggara misalnya, watak yang lebih damai, ramah, dan toleran. Watak Islam seperti ini diakui banyak pengamat atau orentalis di masa lalu. Di antaranya, Thomas W. Arnold, dengan buku klasiknya, The Preaching of Islam (1950) yang menyimpulkan bahwa penyebaran dan perkembangan history Islam di Asia Tenggara berlansung secara damai; dalam istilah Arnold disebut sebagai penetration pacifigure.
Penyebaran Islam secara damai di Asia Tenggara berbeda dengan ekspansi Islam di banyak wilayah Timu Tengah, Asia Selatan, dan Afrika yang oleh sumber-sumber Islam di Timur Tengah disebut fath, yakni pembebasan, yang sering melibatkan kekuatan militer. Meskipun futuh di kawasan-kawasan yang disebutkan terakhir ini tidak selamanya berupa pemaksaan penduduk setempat untuk memeluk Islam, akhirnya wilayah-wilayah ini mengalami ”Arabisasi” yang lebih intens. Sebaliknya, penyebaran Islam di Asia Tenggara tidak pernah disebut sebagai futuh yang disertai kehadiran kekuatan militer Muslim dari luar. Hasilnya, Asia Tenggara sering disebut sebagai wilayah Muslim yang the last Aribicized paling kurang mengalami “Arabisasi”.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana perkembangan islam di kawasan Asia Tenggara?
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan di Asia tenggara ?
1.3 Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui perkembangan islam di kawasan Asia Tenggara.
  2. Memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan di Asia tenggara.
















Bab II
Pembahasan
A. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hamper semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Penetrasi Islam di Asia Tenggara dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap pertama dimulai dengan kedatangan Islam yang kemudian diikuti dengan kemerosotandan akhirnya keruntuhan Kerajaan Majapahit pada sekitar abad 14-15
2. Tahap ke dua adalah sejak datangnya dan kemudian mapannya kekuasaan kolonialisme Barat sampai awal abad ke 19
3. Tahap ketiga adalah pada permulaan abad 20 terjadi “liberalisasi” sebagai kebijakan pemerintah kolonial
Islam pada umumnya disebarkan secara damai (penetration pacifique). Melalui perantara pedagang-pedagang Muslim dari Dunia Timur. Islamisasi mengalami kendala karena masyarakat-masyarakat yang telah lama dipengaruhi oleh askestisme Hindu-Budha dan sinkretisme penduduk lokal. Selain itu, juga bersaing dengan kehadiran para misionaris Kristen di Barat.
Pada perkembangannya Islam mampu menjadi agama mayoritas di Asia Tenggara. Banyak faktor yang menerangkan tentang hal tersebut, antara lain :
Pertama, pedagang Muslim asing yang datang ke Asia Tenggara memperkenalkan Islam guna mendapatkan keunggulan ekonomi dan politik di kalangan masyarakat pribumi. Para pedagang Muslim memperkenalkan ketentuan-ketentuan hukum Islam mengenai perdagangan dan mengambil keuntungan ekonomi secara maksimal sehingga mampu membatasi adanya pilihan terhadap agama-agama lain.
Bangsa Barat datang dengan membawa agama Kristen. Namun Kristen tidak begitu berkembang di Nusantara tapi justru Islam-lah yang berkembang pesat karena penyebaran Islam tidak dihalangi oleh pemerintah colonial dan mereka juga tidak memaksakan agama Kristen kepada penduduk setempat. Kehadiran kolonis merangsang terjadinya proses Islamisasi dan intensifikasi lebih lanjut di kawasan ini. Identifikasi kolonis sebagai penjajah kafir, menjadikan Islam sebagai wadah integrative masyarakat pribumi yang saat itu terbelah oleh berbagai faktor sosial dan cultural dalam menghadapi penjajah Barat. Kepercayaan nenek moyang atau system tradisional lainnya tidak mampu tampil sebagai alternative identifikasi dan mekanisme pertahanan diri di tengah meningkatnya bahaya dan sewenag-wenangan kolonisme Barat, kecuali Jawa yang pernah jadi pusat kekuasaan politik Hindu-Budha yang sudah diinternalisasikan dengan kebudayaan Jawa, maka tidak ada wilayah lain di Asia Tenggara yang mendalam dipenetrasi oleh Hindu-Budha. Ketentuan-ketentuan universal-transendetal Hindu tidak pernah berlaku, di Jawa sekalipun. Sistem adat atau tradisi pribumi yang sangat bersifat lokal, partikularistik dan divisive, sehingga tidak bisa tiharapkan tampil menjadi faktor integrative.
Kedua, adanya kesamaan bentuk Islam yang pertama kali datang ke Indonesia dengan sifat mistik dan sinkretisme kebudayaan nenek moyang setempat. Islam tasawwuf diterima oleh penduduk pribumi sehingga Islam mampu hidup berdampingan secara damai dengan kepercayaan nenek moyang Jawa. Muncul kaum santri, abangan dan priyayi.
Ketiga, teori lain menurut ahli-ahli Kristen. Sifat Islam yang sederhana mengandung unsure-unsur perkauman (tribalisme) yang menyebabkan Islam mudah dan cepat berkembang di kalangan masyarakat yang memiliki system kepercayaan dan tradisi yang tidak canggih. Kesederhanaan Islam cukup dengan membaca dua kalimat shahadah. Tapi Islam bukan sekedar shahadah tetapi banyak mengandung banyak ajaran lain yang menyangkut segala aspek kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Snouck Hourgonje bahwa Islam tidak sesederhana itu karena perkembangan Islam di Timur Tengah sendiri diwarnai dengan Liberalisme.
Proses Islamisasi dan intensifikasi ke-Islaman banyak dipengaruhi oleh situasi dan faktor-faktor local yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan dalam tingkat penetrasi Islam di kawasan Asia Tenggara yang berakibat perbedaan pandangan, penghaytan, dan pengamalan Islam oleh penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada Islam dan peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan mengamalkan Islam sesuai dengan doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang bersih dari bid’ah dan percampuran dengan unsure-unsur non Islam lainnya. Proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadits.
Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik Islam di dunia dapat berkembang karena adanya tasawwuf. Proses internasionalisasi Islam tasawwuf tidaklah berjalan sendiri, karena diperlukan adanya keterikatan tasawwuf kepada shari’ah secara sufistik.
CARA- CARA MASUKNYA ISLAM
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang ada enam, yaitu:
1. Saluran perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Saluran perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran prendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5. Saluran kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.
B. Penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Indonesia
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah dating empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi).
Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh yang secara khusus melakukan penyebaran Islam. Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia, yaitu di negeri China, khususnya China Selatan. Namun ini menimbulkan pertanyaan tentang kedatangan Islam di daerah Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah mempunyai kedudukan penting. Karena itu, boleh jadi para pedagang dan munaligh Arab dan Persia yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat Malaka. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di duga daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674).
Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli sejarah tentang tempat orang Ta Shih. Ada yang menyebut bahwa mereka berada di Pesisir Barat Sumatera atau di Palembang. Namun adapula yang memperkirakannya di Kuala Barang di daerah Terengganu. Terlepas dari beda pendapat ini, jelas bahwa tempat tersebut berada di bagian Barat Asia Tenggara. Juga ada pemberitaan China (sekitar tahun 758) dari Hikayat Dinasti Tang yang melaporkan peristiwa pemberontakan yang dilakukan orang Ta-Shih dan Po-Se. Mereka mersak dan membakar kota Canton (Guangzhoo) untuk membantu kaum petani melawan pemerintahan Kaisar Hitsung (878-899).
Setelah melakukan perusakan dan pembakaran kota Canton itu, orang Ta-Shih dan Po-Se menyingkir dengan kapal. Mereka ke Kedah dan Palembang untuk meminta perlindungan dari kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan berita ini terlihat bahwa orang Arab dan Persia yang sudah merupakan komunitas Muslim itu mampu melakukan kegiatan politik dan perlawanan terhadap penguasa China. Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia :
1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M (684 M). Pada tahun tersebut datang seorang pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari Sumatera Utara. Jadi, agama Islam masuk pertama kali ke Indonesia di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Berdasarkan catatan Tiongkok , saat itu datang seorang utusan raja Arab Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abu Sufyan) ke Kerajaan Ho Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3. Menurut Drs. Juneid Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M karena di Barus Tapanuli, didapatkan sebuah makam yang berangka Haa-Miim yang berarti tahun 670 M.
4. Seminar tentang masuknya Islam ke Indonesia di Medan tanggal 17-20 Maret 1963, mengambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad I H/abad 7 M langsung dari Arab. Daerah pertama yang didatangi ialah pasisir Sumatera.
Sedangkan perkembangan Agama Islam di Indonesia sampai berdirinya kerajaankerajaan Islam di bagi menjadi tiga fase, antara lain :
a. Singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutama Cina;
b. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya di samping berita-berita asing juga makam-makam Islam;
c. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam (Abdullah, 1991:39).


C. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban
Sebagaimana telah diuraikan di atas, pada term penyebaran Islam di Asia Tenggara yang tidak terlepas dari kaum pedagang Muslim. Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam sendiripun telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap. Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.
Namun dari masyarakat yang telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca al Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional dan dan dengan belajar huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanao. Bahasabahasa lokal diperluasnya dengan kosa-kata dan gaya bahasa Arab. Bahasa Melayu secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh wilayah itu.
Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah, segera bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka dan Aceh juga Pattani muncul sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik para pelajar dari sejumlah penjuru wilayah ini.
System pendidikan Islam kemudian segera di rancang. Dalam banyak batas, Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran. Namun beberapa lembaga seperti pesantren di Jawa dan pondok di Semenanjung Melaya segera berdiri. Hubungan dengan pusat-pusat pendidikan di Dunia Islam segera di bina. Tradisi pengajaran Paripatetis yang mendahului kedatangan Islam di wilayah ini tetap berlangsung. Ibadah Haji ke Tanah Suci di selenggarakan, dan ikatan emosional, spritual, psikologis, dan intelektual dengan kaum Muslim Timur Tengah segera terjalin. Lebih dari itu arus imigrasi masyarakat Arab ke wilayah ini semakin deras.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan negara, wilayah ini melahirkan ulama-ulama pribumi yang segera mengambil kepemimpinan lslam di wilayah ini. Semua perkembangan bisa dikatakan karena lslam, kemudian melahirkan pandangan hidup kaum Muslim yang unik di wilayah ini. Sambil tetap memberi penekanan pada keunggulan lslam, pandangan hdup ini juga memungkinkan unsur-unsur local masuk dalam pemikiran para ulama pribumi. Mengenai masalah identitas, internalisasi Islam, atau paling tidak aspek luarnya, oleh pendudukan kepulauan membuat Islam muncul sebagai kesatuan yang utuh dari jiwa dan identitas subyektif mereka. Namun fragmentasi politik yang mewarnai wilayah ini, di sisi lain, juga melahirkan perasaan akan perbedaan identitas politik diantara penduduk yang telah di Islamkan.


















PENUTUP

KESIMPULAN

Studi mengenai Islam di Asia Tenggara mempunyai sumber-sumber histiriografi sejarah awal Islam di kawasan ini tidak terlalu dapat dijadikan pegangan, walaupun begitu tidak dapat diabaikan sama sekali. Secara keseluruhan catatan-catatan mengenai Islamisasi di Asia Tenggara yang terdapat pada literature dan tradisi Melayu serta Indonedia tidak terlalu banyak dipercaya walaupun terdapat semacam keseragaman tentang catatan-catatan itu.















Daftar pustaka

http://www.perfspot.com/docs/doc.asp?id=84714
www.tugu.com
Dan sumber-sumber yang lain.

makalah Pendidik dan Peserta Didik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Keberhasilan dalam Penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen  pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta Didik, Pembiayaan, Tenaga Pelaksana, dan sarana prasarana.
            Komponen Peserta Didik Keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan Pendidikan sekolah, Peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan  dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari  kemutuan dari lembagaan pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan  Manajemen Peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidik (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai peserta didik tersebut menyelesaikan studi disekolah tersebut.
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan . Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (Guru, Dosen, Pamong, Pelajar, Instruktur, Tutor, Widyaiswara) dalam masyarakat indonesia  tetap dominan sekalipun sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang dengan cepat. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan melayanan tehnis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional.
1.2              Rumusan Masalah
1.                  Apa Pengertian Manajemen Peserta Didik ?
2.                  Apa Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ?
3.                  Bagaimana Ruang lingkup manajemen peserta didik ?
4.                  Apa Definisi Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan ?
5.                  Apa Tujuan Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan ?
6.                  Apa Tugas dan Fungsi Tenaga pendidik dan Kependidikan ?
7.                  Bagaimana Aktivitas Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan ?

1.3              Tujuan
1.                  Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Peserta Didik
2.                  Untuk Mengetahui Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
3.                  Untuk Mengetahui Ruang lingkup manajemen peserta didik
4.                  Untuk Mengetahui Definisi Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan
5.                  Untuk Mengetahui Tujuan Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan  
6.                  Untuk Mengetahui Tugas dan Fungsi Tenaga pendidik dan Kependidikan
7.                  Untuk Mengetahui Aktivitas Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Peserta Didik
Pengertian Manajemen Peserta Didik Merupakan penggabungan dari kata Manajemen dan Peserta Didik, Secara etimologis, menajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa inggris). Kata ini berasal dari bahasa latin, perancis dan italia yaitu manus, mano, manage, menege dan meneggeiare berarti melatih kuda agar dapat dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha oranglain, menurut pendapat lain manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan peraturan serta mempergunakan atau mengikut sertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Pada Taman kanak-kanak disebut anak didik. Pada jenjang pendidikan menengah disebut siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi disebut mahasiswa. Disamping itu ada sebutan lain seperti :murid, pembelajar, santri, trainee dsb.
Manajemen peserta didik atau (pupil Personnel Administration) adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti : Pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat , kebutuhan sampai ia matang sekolah.
(Knezevich, 1961). Manajemen peserta didik juga diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik masuk sekolah sampai mereka lulus sekolah.




2.2 Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
            Tujuan peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) daapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi individualitas, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik yang lainnya. Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Dalam mengembangkan manajemen kepeserta didikan, penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan.
2) Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. Oleh karena itu harus memiliki tujuan yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah secara keseluruhan.
3) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan justru untuk mempersatukan, saling memahami dan saling menghargai. Sehingga setiap peserta didik memilki wahana untuk berkembang secara optimal.
5) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
6) Kegiatan peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian juga akan bermanfaat tidak hanya ketika disekolah, melainkan juga ketika sudah terjun ke masyaraat
7) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, bai disekolah lebih-lebih di masa depan.
2.3. Ruang lingkup manajemen peserta didik
            Semua kegiatan disekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakuan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin disekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
            Dengan demikian manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan sekolah.
            Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi :
a. analisis kebutuhan peserta didik
             langah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
1) merencanaan jumlah peserta didik yang akan diterima.
            Menentuka jumlah peserta didik yang akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik bisa dilakukan secara optimal. Besarnya jumlah peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
Ø    Daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30 peserta didik per satu kelas.
Ø    Rasio murid dan guru. Yang dimaksud rasio murid guru adalah perbandingan antara banyaknya peserta didik dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah 1:30.


2) menyusun program kegiatan kesiswaan
            Penyusun program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidian disekolah harus didasarkan pada :
Ø    Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan
Ø    Minat dan bakat peserta didik
Ø    Sarana dan prasarana yang ada
Ø    Anggaran yang tersedia
Ø    Tenaga kependidikan yang ada

b. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
Ada tiga macam kriteria penerimaan peserta didik, Pertama, adalah kriteria acuan patokan ( standard criterian referenced), yaitu suatu penerimaan peserta didik yang didasarkan atas patokan – patokan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini, sekolah terlebih dahulu membuat patokan bagi calon peserta didik dengan kemampuan minimal setingkat dengan sekolah yang menerima peserta didik.
Sebagai konsekuensi dari penerimaan yang didasarkan atas kriteria, jika semua calon peserta didik  yang mengikuti seleksi memenuhi patokan minimal yang  ditentukan maka mereka harus diterima semua. Sebaliknya, jika calon peserta didik yang mendaftar kurang memenuhi patokan minimal yang akan ditentuka, peserta didik akan ditolak atau tidak diterima.
  Kedua, Kriteria acuan norma ( Norm criterian referenced), yaitu penerimaan calon peserta didik yang didasarkan atas keseluruhan prestasi calon peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik. Keseluruhan prestasi peserta didik yang nilainya berada dan diatas rata-rata, digolongkan sebagai calon yang dapat diterima sebagai calon peserta didik. Sementara yang berada di bawah rata-rata termasuk peserta didik yang tidak diterima.
Ketiga, Kriteria yang didasarkan atas daya tampung sekolah, sekolah terlebih dahulu menentukan berapa jumlah daya tampungannya, atau berapa calon peserta didik baru yang akan diterima. Setelah sekolah menentukan, kemudian merangking prestasi siwa mulai dari yang berprestasi paling tinggi sampai dengan prestasi paling rendah. Penentuan peserta didik yang diterima dilakukan dengan cara mengurutkan dari atas kebawah, sampai daya tampung tersebut terpenuhi.
-                      Prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh sekolah tersebut.
            Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pesangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan pesrta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan regristasi preserta didik yang diterima.
-                      Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta didik baru adalah pembentuka panitia. Panitia ini dibentuk dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan pekerjaannya. Panitia yang sudah terbentuk, umumnya diformalkan dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
            Adapun deskripsi panitia adalah sebagai berikut
1.                  Ketua Umum 2.  Ketua Pelaksana 3.  Sekretaris 4. Bendahara 5.  Pembantu umum 6. Seksi Kesekretariatan 7. Seksi Pengumuman / Publikasi 8. Seksi Pendaftaran 9. Seksi Pengawasan 10. Seksi Seleksi.
-                      Rapat Penerimaaan Peserta Didik Baru
Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah seseluruan ketentuaan penerimaan peserta didik baru. Walaupun penerimaan peserta didik merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun, tetapi ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan penerimaan harus senantiasa dibicarakan agar tidak dilupakan oleh mereka yang terlibat.
            Dalam rapat ini, keseluruhan anggota panitia dapat berbicara sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing. Aktifitas-aktivitas yang akan dilakukan dibixcarakan setuntas mungkin sehingga setelah rapat selesai, seluruh anggota panitia tinggal menintak lanjuti saja. Apa yang sudah diputudskan dalam rapat hendaknya tidak dimentahkan, melainkan diikuti dengan langkah selanjutnya.
            Hasil rapat panitia penerimaan peserta didik baru tersebut, dicatat dalam buku notulen rapat . Buku notulen rapat merupakan buku catatan tentang rapat yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk keputusan-keputusan sekkolah. Dalam rapat banyak sekali pikiran-pikiran dan gagasan cemerlang yang perlu didokumentasikan. Bahan untuk mendokumentasikannya melalui buku catatan rapat.
-                      Pembuatan, Pengiriman atau Pemasangan Pengumuman
Setelah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru berhasil mengambil keputusan-keputusan penting, seksi pengumuman membuat pengumuman yang berisi hal-hal sebagai berikut: Gambar singkat mengenai sekolah, Persyaratan pendaftaran peserta didik baru, Cara pendaftaran, Waktu pendaftaran, Tempat pendaftaran, Berapa uang pendaftarannya, Waktu dan seleksi dilakukan (hari, tanggal, dan tempat), Kapan pengumuman hasil seleksi diumumkan.
-                      Pendaftaran Calon Peserta Didik Baru
Yang harus disediakan pada sat pendaftaran peserta didik baru adalah: Loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran. Sedangkan yang harus diketahui oleh calon peserta adalah kapan formulir boleh diambil, bagaimana cara pengisian firmulir tersebut, dan kapan formulir yang sudah terisi dikembalikan.
-                      Seleksi Peserta Didik Baru
Seleksi peserta didik baru, dengan menggunakan nilai raport (jika menggunakan system PMDK) dan nilai ebtanas murni jika menggunakan system danem, juga menggunakan tes. Jika yang digunakan sebagai alat seleksi adalah tes, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah mengatur pengawas tes, dan peserta tes.
-                      Penentuan  Jumlah Peserta Didik yang diterima
Jumlah calon siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia, maksudnya, jumlah yang akan diterima di sekolah disesuaikan dengan fasilitas terutama jumlah gedung yang akan ditempati ketika siswa telah diterima di sekolah terrsebut.
-                      Pendaftaran Ulang
Calon peserta didik yang dinyatakan diterima harus mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratandan kelengkapan yang diminta oleh sekolah. Sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan ditutup. Peserta didik yang mendaftar ulang dicatat dalam buku induk sekolah.
C. Orientasi Siswa Baru
Orientasi Siswa Baru adalah Kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang sering digunakan adalah MOS (Masa Orientasi Siswa Baru). Tujuannya yaitu Pengenalan bagi siwa baru mengenai keadaan – keadaan sekolah antara lain meliputi Tata tertib, kondisi siswa, serta pengenalan pelajaran yang akan dihadapi, dengan maksud agar siswa tidak mengalami kejanggalan dalam menempuh studi.
 D.  penempatan peserta didik
            sebelum peserta didik yang telah diterima dilembaga pendidikan (sekolah) mengiuti proses pembelajaran, telebih dahulu dikelompokan dalam kelompok belajarnya. Pengelompoan peserta didik yang dilaksanaan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan pada sistem kelas.
            Menurut William A jeager dalam mengelompokan peserta didik dapat didasarka pada :
Ø    Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokan ini berdasarkan jenis kelamin, umur dan sebagainya. Pengelompokan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal.
Ø    Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat bakat, kemampuan dan sebagainya. Pengelompoan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat individual.

f. pembinaan dan pengembangan peserta didik
            Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan pada peserta didik. Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini , peserta didik harus melakukan bermacam-macam kegiatan. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan yang kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
            Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan didalam kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar dikelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah.
            Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang bisa diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Bakat, minat dan kemampuan peserta didik harus ditumbuh kembangkan secara optimal melalui kegiatan kurikuler dan estra kuriuler.
            Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukur melaui proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (oleh guru). Ukuran yang sering digunakan adalah naik kelas dan tidak naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir serta lulus dan tidak lulus bagi perserta didik yang ada ditingkat akhir suatu lembaga pendidikan.

g. pencatatan dan pelaporan
            Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima disekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan pembimbingan yang optimal pada peserta didik.untuk melakukan pencatatan dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan yang dapat mempermudah.
h. kelulusan dan alumni
            proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik.  Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah atau surat tanda tamat belajar (STTB).
            Ketika peserta didik telah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan lembaga selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara alumni dan sekolah tetap terjalin. Dari hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah) bisa memanfaatkan hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan (sekolah) bisa menjaring informasi. Misalnya informasi tentang materi pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya. Mungkin juga informasi tentang lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya.
            Hubungan antara sekolah dengan para alumni bisa dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh para alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan saat ini setiap lembaga pendidikan (sekolah) ada organisasi alumninya. Misalnya IKA(ikatan alumni). Prestasi yang dicapai alumni dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata dan dicatat oleh lembaga. Sebab data tersebut sangat berguna bagi lembaga dalam mempromosikan lembaga pendidikannya.

Layanan Khusus yang menunjang Manajemen Peserta Didik
a.                  Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling merupakan terjemahan dari ‘’guidance’’ dan ‘’Counseling’’ dalam bahasa inggris . Secara harfiyah, istilah ‘’guidance’’ dari akar kata ‘’guide’’ berarti 1.) Mengarahkan (to direct), 2.) Memandu (to pilot), 3.) Mengelola (to manage) dan 4.) Menyetir (to Steer). Banyak pengertian yang dikemukakan diantaranya adalah Sunaryo Kartadinata (1998: 3) mengartikan sebagai proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.’’ Sementara Rochman Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya  dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan masyarakat pada umumnya.

b.                  Layanan Perpustakaan
            perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan  maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
            Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan disekolah. Keberadaan perpustakaan disekolah sangatlah penting. Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena yang menjadi denyut nadi proses pembelajaran disekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan juga dipandang sebagai kunci bagi ilmu pengetahuan dan inti setiap proses pembelajaran disekolah.
c.                   Layanan Kantin atau Kafetaria
Kantin atau warung sekolah Sangat diperlukan adanya supaya makanan yang dibeli peserta didik trjamin kebersihannya dan cukup mengandung mengandung gizi. Tujuan adanya kantin adalah agar peserta didik tidak sembarangan membeli makanan di luar sekolah.
d.                  Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan disekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kegiatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah.Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.
e.                   Layanan Transportasi Sekolah
Saran Angkutan (Transportasi) bagi peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran Proses belajar mengajar. Para Peserta Didik akan merasa aman dan dapat masuk atau pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
f.                   Layanan Asrama
Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tua diperlukan adanya asrama. Selain bermanfaat untuk peserta didik dan petugas asrama.

2.4 Definisi Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan
a. Definisi Manajemen
            Managemen yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari italia maneggio yang diadopsi dari bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus  yang artinya tangan .
b. Definisi Tenaga pendidikan
            Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah  tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, atau sebutan lain serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
C. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan kependidikan
            Dalam organisasi pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan ini merupakan sumber daya manusia potensi yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
            Menejemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latuhan / pengembangan dan pemberhentian.
2.5 Tujuan Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan
            Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengarahkan pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi. Di negara indonesia  ada salah satu Direktorat Tenaga Pendidik di bawah Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan (PMPTK) yang memiliki wewenang untuk mengatur, mengeloal tenaga pendidik dan kependidikan.
            Berdasarkan (Permendiknas No. 8 Tahun 2005) TUGAS DITJEN PMPTK Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang peningkatan mutu pendidik dan Tenaga kependidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.
2.6  Tugas dan Fungsi Tenaga pendidik dan Kependidikan
            Berdasarkan Undang Undang no 20 tahun 2003 Pasal 39
1.)    Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2.)    Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tunggi.
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) berdasarkan pada Undang Undang no 14 tahub 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mengabdi pada masyarakat. 
2.7 Aktivitas Manajemen Tenaga pendidik dan Kependidikan
1. Perencanaan
Perencanaan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan kependidikan yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan. Perencanaan SDM  merupakan awal dari pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Ada beberapa metode yang digunakan dalam merencanakan SDM antara lain :
a.                   Metode Tradisional
Metode ini biasanya disebut sebagai perencanaan tenaga kerja, hanya memperhatikan masalah jumlah tenaga kerja serta jenis dan tingkat keterampilan dalam organisasi. Model ini pada saat ini dianggap terlalu sempit karena hanya membahas perencanaan jumlah tenaga kerja dan perhatian tidak sesuai pada keterampilan, selain itu meningkatkan kesadaran untuk memperhatikan masalah – masalah yang bersifat kualitatif, seperti tentang prilaku pendidik serta budaya dan sistem organisasi. 


b.                  Metode Terintegrasi
Segala aspek yang penting dalam pembuatan dan pencapaian visi organisasi ataupun SDM turut diperhatikan. Dalam perencanaan ini segala perencanaan berpusat pada visi strategi. Visi tersebut dijadikan standar pencapaian.
c.                   Seleksi
Dalam proses seleksi pegawai perlu ditetapkan suatu dasar yang rasional dan seragam serta diterapkan secara tegas sehingga akan memberikan keyakinan kepada para pelamar, masyarakat, dan pegawai sekolah bahwa kemampuan merupakan faktor kunci yang menentukan diterima atau ditolaknya seorang calon.
2.                  Manajemen Kinerja
Manajemen Kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus berkaitan dengan  fungsi-fungsi manajerial kinerja. Secara teknis program ini memang harus dimulai dengan meneapkan tujuan dan sasran yaitu ‘’ kinerja dalam bentuk apa dan bagaimana yang akan dicapai. Karena yang menjadi objek adalah kinerja manusia, maka bentuk yang paling umum tentunya adalah kinerja dalam bentuk’’produktivitas’’ sumber daya manusia.
3.                  Pemberian Kompensasi
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian kompensasi ini didasarkan pada prinsip adil dan wajar. 
4.                  Pengembangan Karier
Pengembangan karier adalah suatu kondisi yang menunjukan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. 
5.                  Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen SDM. Fungsi pemberhentian harus mendapat perhatian serius dari pimpinan, pemberhentian didasarkan pada UU no 12 tahun 1964 KUHP, berkeprimanusiaan dan menghargai pengabdian yang diberikan kepada organisasi. Adapun alasan lasan pemberhentian adalah sebagai berikut :
·         Undang-Undang
·         Keinginan Perusahaan
·         Keinginan Karyawan
·         Pensiun
·         Kontrak Kerja Berakhir
·         Kesehatan Karyawan
·         Meninggal Dunia
·         Perusahaan dilikuidasi
Proses Pemberhentian
·         Musyawarah Karyawan dan Pimpinan
·         Musyawarah  pimpinan serikat buruh dengan pimpinan
·         Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri.







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Peserta Didik diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai masuk sampai lulus sekolah. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah). Ruang lingkup Peserta didik meliputi : Analisis kebutuhan peserta didik, Rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik, Orientasi, Penempatan peserta didik (Pembagian Kelas), pembinaan dan pengembangan peserta didik, Pencatatan dan pelaporan, Kelulusan dan Alumni. Adapun layanan khusus yang menunjang Manajemen Peserta didik adalah Layanan Bimbingan dan Konseling, Layanan perpustakaan, layanan kantin / kafetaria, layanan kesehatan, layanan transportasi sekolah, layanan asrama.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik sampai akhirnya  berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan pendidik atau latihan / pengembangan dan pemberhentian.











DAFTAR PUSTAKA
Idrus, ali. 2009 Manajemen pendidikan global (visi, aksi &adaptasi). GP press: Jakarta
Uno, B hamzah. 2007. Profesi kependidikan. problema, solusi dan reformasi pendidikan diindonesia.  PT bumi aksara: Jakarta
Saud, syaefudin, udin. 2009. Pengembangan profesi guru. CV. Alfabeta:  Bandung
Rizali, ahmad dkk. 2009 Dari guru konvensional menuju GURU PROFESIONAL. PT grasindo: jakarta
Rugaiyah, Sismiati dan atiek. 2011. Profesi kependidikan. Ghalia Indonesia: Bogor
Tim Dosen Administrasi pendidikan universitas pendidikan indonesia. .2009. MANAJEMEN PENDIDIKAN. Alfabeta: Bandung
  Rohani, Ahmad. 2010. PENGELOLAAN PENGAJARAN, sebuah pengantar menuju guru profesional. PT rineka cipta: Jakarta
Usman, user dan Mohammad. 1990. MENJADI GURU PROFESIONAL. PT Remaja Rosdakarya: Bandung