Kamis, 24 Januari 2013

wajah politik di Indonesia


Wajah politik Indonesia identik dengan kepentingan suatu kelompok tertentu disini yakni partai dan partai adalah individu. Dalam buku Darkness at Noon yakni “The party can neer be mistaken. You and I can make mistake “The party, comrade, is more than you and I and thousand others like you and i. The party is the embodiment of the reolutionery idea in history. History knows no scruples and no hesitation. Inert and unerring the flos towards her goal. At easy bend in her course, she leaes the mud which she carries and the corpses of the drowned. History knos herway. She makes no mistakes. He who has not absolute faith in history does not belong to the party ranks”.  Partai menurut saya pribadi adalah suatu wujud wadah untuk melenggang menuju suatu pemerintah baik itu yudikatif, legislative maupun eksekutif. (baik itu diakui atau tidak) maupun ada sebagian kecil yang berusaha naik parlemen melalui jalur Independent #bisa dihitung jari yang jadi ^^.
Didalam suatu Partai ini pasti ada struktur organisasi yang mana disitu ada personil-personil yang sebagian besar menurut saya memiliki skil speaking yang baik hingga bisa mempengaruhi orang disekitarnya, walau sebagian kecil yang melakukan cara terbersih diatas, kebanyakan dari mereka para pelaku politik mengandalkan kekuatan finansial untuk menarik hati masyarakat.
Sungguh ironis sungguh fakta masyarakat Indonesia, bahkan dalam percakapan kecil saya berdialog dengan  seseorang Berinisial P.H. saya menanyakan “pak dhe, kesok sampean nyontreng sopo ?” beliau menjawab “yo seng ngekei duwek paleng akeh to le”, saya hanya manggut-manggut  sambil ngomong “oohh ngunu to pak dhe, yo MANTAP iku pak dhe ndang sogeh iku wes”. Hmmm korban2 politik ternyata sudah menjangkit para rakyat kecil, untuk memilih wakil rakyat saja dengan stimulus seperti ini, jadi jiwa2 rakyat yang seperti ini lah salah satu penyebab kebobrokan wajah parlemen kita yang mempunyai para wakil rakyat yang gak amanah, banyak korupsi, banyak yang tidur waktu rapat. Sebenarnya tidaklah perlu menyalahkan siapa-siapa, hanya perlu introspeksi mulai dari diri sendiri gak main sogok2.an karena didalam suatu hadist disebutkan bahwa “ALLAH TELAK MELAKNAT ORANG YANG MENYOGOK DAN YANG DISOGOK”. Sekarang kita tinggal memilih mana yang mau kita pilih antara keduanya ???


Wajah politik Indonesia identik dengan kepentingan suatu kelompok tertentu disini yakni partai dan partai adalah individu. Dalam buku Darkness at Noon yakni “The party can neer be mistaken. You and I can make mistake “The party, comrade, is more than you and I and thousand others like you and i. The party is the embodiment of the reolutionery idea in history. History knows no scruples and no hesitation. Inert and unerring the flos towards her goal. At easy bend in her course, she leaes the mud which she carries and the corpses of the drowned. History knos herway. She makes no mistakes. He who has not absolute faith in history does not belong to the party ranks”.  Partai menurut saya pribadi adalah suatu wujud wadah untuk melenggang menuju suatu pemerintah baik itu yudikatif, legislative maupun eksekutif. (baik itu diakui atau tidak) maupun ada sebagian kecil yang berusaha naik parlemen melalui jalur Independent #bisa dihitung jari yang jadi ^^.
Didalam suatu Partai ini pasti ada struktur organisasi yang mana disitu ada personil-personil yang sebagian besar menurut saya memiliki skil speaking yang baik hingga bisa mempengaruhi orang disekitarnya, walau sebagian kecil yang melakukan cara terbersih diatas, kebanyakan dari mereka para pelaku politik mengandalkan kekuatan finansial untuk menarik hati masyarakat.
Sungguh ironis sungguh fakta masyarakat Indonesia, bahkan dalam percakapan kecil saya berdialog dengan  seseorang Berinisial P.H. saya menanyakan “pak dhe, kesok sampean nyontreng sopo ?” beliau menjawab “yo seng ngekei duwek paleng akeh to le”, saya hanya manggut-manggut  sambil ngomong “oohh ngunu to pak dhe, yo MANTAP iku pak dhe ndang sogeh iku wes”. Hmmm korban2 politik ternyata sudah menjangkit para rakyat kecil, untuk memilih wakil rakyat saja dengan stimulus seperti ini, jadi jiwa2 rakyat yang seperti ini lah salah satu penyebab kebobrokan wajah parlemen kita yang mempunyai para wakil rakyat yang gak amanah, banyak korupsi, banyak yang tidur waktu rapat. Sebenarnya tidaklah perlu menyalahkan siapa-siapa, hanya perlu introspeksi mulai dari diri sendiri gak main sogok2.an karena didalam suatu hadist disebutkan bahwa “ALLAH TELAK MELAKNAT ORANG YANG MENYOGOK DAN YANG DISOGOK”. Sekarang kita tinggal memilih mana yang mau kita pilih antara keduanya ???


Jumat, 11 Januari 2013

SOE HOK GIE (siapa tuh)

Soe Hok Gie (lahir di Djakarta, 17 Desember 1942 – meninggal di Gunung Semeru, 16 Desember 1969 pada umur 26 tahun) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 19621969.
Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin (Hanzi: 蘇福義). Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina.
Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).
Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).
Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.
Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
#wikipedia Uey

Kumpulan Kata Kata Bijak Soe Hok-Gie

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.

Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.

Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.

Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?

Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis.

Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerinta

Kamis, 10 Januari 2013

Pendidikan Seks buat Para siswa ??? (Perlukah)


Pendidikan menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; sedang menurut UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pengertian diatas kita dapat mengetahui makna dan maksud dari pendidikan, yang mana untuk mendidik manusia agar dapat hidup lebih baik dan positif dengan sifat yang dewasa yang dapat membedakan mana yang benar dan salah.
Sementara Seks merupakan sifat naluri manusia dan dapat dikatakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk menyalurkan hasrat birahinya, untuk mengendalikan seks ini maka dibutuhkan yang namanya pendidikan seks yang diperuntukkan untuk semua kalangan khususnya para kalangan remaja.
Jadi Pendidikan seks adalah upaya pengajaran dan penerapan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak dari kebiasaan yang tidak baik serta menutup segala kemungkinan kearah hubungan seksual yang terlarang (zina).
Untuk solusi bagaimana cara penerapan pendidikan seks ini di sekolah-sekolah, saya sebagai penulis lebih menggaris bawahi cara penerapannya tidak perlu dipisah dengan pelajaran –pelajaran yang sudah ada pada saat ini, sebut saja ada pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan bacaan materi ditiap BAB yang bisa di selipkan bacaan yang bersifat mendidik dari pendidikan seks ini, ada pula Pelajaran Biologi yang dapat dikatakan paling dekat dengan Pendidikan seks ini yang mana di Pelajaran biologi ini para peserta didik diberi materi tentang reproduksi dan bahaya dari kegiatan seks bebas, dan ada pula yang paling utama yaitu pelajaran Agama yang mana bisa dikaitkan dengan Qur’an dan  hadist untuk membangun ke-agungan akhlaq para peserta didik agar tidak melanggar aturan norma yang telah berlaku seperti seks bebas dan penyalah gunaan narkoba yang sudah sangat meraja lela pada saat ini.
Untuk jalannya proses Pendidikan Seks ini guru memang memerlukan keterampilan lebih dalam mengajar pelajaran ini dimana guru dituntut se-kreatif dan se-inovatif mungkin yang kemudian bisa membungkus materi pendidikan seks ini bisa aman untuk dicerna para peserta didik. Guru hanya menerangkan secara tersirat saja dan memberi gambaran sekilas tentang apa itu seks, dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas.
Guru tidaklah perlu menerangkan materi seks secara vulgar, karena akan berakibat berbahaya bagi para peserta didik yang pada awal pendidikan seks mempunyai tujuan untuk mengendalikan seks bebas yang semakin tidak terkendali di kalangan pelajar.